Judul : Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan, [ diktrus akutansi ]
link : Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan, [ diktrus akutansi ]
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan, [ diktrus akutansi ]
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporankeuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karateristik kualitatif pokok yaitu: dapat
dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.
1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya
untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan
memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta
kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian,
informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat
dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat
dipahami oleh pemakai tertentu .
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses
pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu,
masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa
lalu.
Peran informasi dalam peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory) berkaitan satu
sama lain. Misalnya, informasi struktur dan besarnya aktiva yang dimiliki bermanfaat bagi
pemakai ketika mereka berusaha meramalkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
peluang dan bereaksi terhadap situasi yang merugikan. Informasi yang sama juga berperan
dalam memberikan penegasan (confirmatory role)terhadap prediksi yang lalu, misalnya,
tentang bagaimana struktur keuangan perusahaan diharapkan tersusun atau tentang hasil dari
operasi yang direncanakan .
Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk
memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik
perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki
nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian,
kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan
menampilkan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif
laporan laba rugi dapat ditingkatkan kalau pos-pos penghasilan atau beban yang tidak biasa ,
abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.
3. Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya. Dalam beberapa kasus,
hakekat informasi saja sudah cukup untuk menentukan relevansinya. Misalnya, pelaporan
suatu segmen baru dapat mempengaruhi penilaian risiko dan peluang yang dihadapi
perusahaan tanpa mempertimbangkan materialitas dari hasil yang dicapai segmen baru
tersebut dalam periode pelaporan. Dalam kasus lain, baik hakekat maupun materialitas
dipandang penting, misalnya jumlah serta kategori persediaan yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil
atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang
dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau
kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu
ambang batas atau titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus
dimiliki agar informasi dipandang berguna.
4. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal {reliable). Informasi memiliki kualitas andal
jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Informasi mungkin relevan tetapi jika hakekat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan
maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya, jika
keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam suatu tindakan hukum masih
dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh
tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta
keadaan dari tuntutan tersebut.
5. Penyajian Jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan. Jadi, misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lainnya dalam bentuk aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal pelaporan yang
memenuhi kriteria pengakuan.
Informasi keuangan pada umumnya tidak luput dari risiko penyajian yang dianggap kurang
jujur dari apa yang seharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan disebabkan karena
kesengajaan untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang melekat dalam
mengidentifikasikan transaksi serta peristiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam menyusun
atau menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai dengan makna transaksi dan
peristiwa tersebut. Dalam kasus tertentu, pengukuran dampak keuangan dari suatu pos sangat
tidak pasti sehingga perusahaan pada umumnya tidak mengakuinya dalam laporan keuangan.
Misalnya, meskipun dalam kegiatan usahanya perusahaan dapat menghasilkan goodwill,
tetapi lazimnya sulit untuk mengidentifikasi atau mengukur goodwill secara andal. Namun,
dalam kasus lain, pengakuan suatu pos tertentu tetap dianggap relevan dengan
mengungkapkan risiko kesalahan sehubungan dengan pengakuan dan pengukurannya.
6. Substansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain
yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Substansi transaksi atau
peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum. Misalnya,
suatu perusahaan mungkin menjual suatu aktiva kepada pihak lain dengan cara sedemikian
rupa sehingga dokumentasi dimaksudkan untuk memindahkan kepemilikan menurut hukum
ke pihak tersebut; namun demikian, mungkin terdapat persetujuaan yang memastikan bahwa
perusahaan dapat terus menikmati manfaat ekonomi masa depan yang diwujudkan dalam
bentuk aktiva. Dalam keadaan seperti itu, pelaporan penjualan tidak menyajikan dengan jujur
transaksi yang dicatat (jika sesungguhnya memang ada transaksi).
7. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada
kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi
yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang
mempunyai kepentingan yang berlawanan .
8. Pertimbangan Sehat
Penyusun laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan
tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, prakiraan masa manfaat pabrik serta
peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam
itu diakui dengan mengungkapkan hakekat serta tingkatnya dan dengan menggunakan
pertimbangan sehat (prudence) dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat
mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi
ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan
kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian penggunaan
pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi
atau penyisihan (provision) berlebihan, dan sengaja menetapkan aktiva atau penghasilan yang
lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi, sehingga laporan
keuangan menjadi tak netral, dan karena itu, tidak memiliki kualitas andal.
9. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan (omission) mengakibatkan
informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan
tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.
10. Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk
mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus
dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran
dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus
dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama
dan untuk perusahaan yang berbeda.
Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa pemakai
harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut. Para pemakai
harus dimungkinkan untuk dapat mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi yang
diberlakukan untuk transaksi serta peristiwa lain yang sama dalam sebuah perusahaan dari
satu periode ke periode dan dalam perusahaan yang berbeda. Ketaatan pada standar akuntansi
keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan,
membantu pencapaian daya banding.
Kebutuhan terhadap daya banding jangan dikacaukan dengan keseragaman semata-mata dan
tidak seharusnya menjadi hambatan dalam memperkenalkan standar akuntansi keuangan
yang lebih baik. Perusahaan tidak perlu meneruskan kebijakan akuntansi yang tidak lagi
selaras dengan karakteristik kualitatif relevansi dan keandalan. Perusahaan juga tidak perlu
mempertahankan suatu kebijakan akuntansi kalau ada alternatif lain yang lebih relevan dan
lebih andal.
Berhubung pemakai ingin membandingkan posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan antar periode, maka perusahaan perlu menyajikan informasi periode sebelumnya
dalam laporan keuangan.
11. Kendala Informasi yang Relevan dan Andal
Tepat Waktu
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan
manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal. Untuk
menyediakan informasi tepat waktu, seringkali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek
transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi.
Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan
mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dalam usaha
mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan
merupakan pertimbangan yang menentukan .
Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan kendala yang pervasif daripada
karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya
penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses
pertimbangan yang substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu harus dipikul oleh pemakai
informasi yang menikmati manfaat. Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pemakai lain
disamping mereka yang menjadi tujuan informasi; misalnya, penyediaan informasi lanjutan
kepada kreditur mungkin mengurangi biaya pinjaman yang dipikul perusahaan. Karena
alasan inilah maka sulit untuk mengaplikasikan uji biaya-manfaat pada kasus tertentu. Namun
demikian, komite penyusun standar akuntansi keuangan pada khususnya, seperti juga para
penyusun dan pemakai laporan keuangan, harus menyadari kendala ini.
Keseimbangan di antara Karakteristik Kualitatif
Dalam praktek, keseimbangan atau trade-off di antara berbagai karakteristik kualitatif sering
diperlukan. Pada umumnya tujuannya adalah untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat
di antara berbagai karakteristik untuk memenuhi tujuan laporan keuangan. Kepentingan
relatif dari berbagai karakteristik dalam berbagai kasus yang berbeda merupakan masalah
pertimbangan profesional.
Penyajian Wajar
Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan pandangan yang wajar dari, atau
menyajikan dengan wajar, posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan. Meskipun kerangka dasar ini tidak menangani secara langsung konsep tersebut,
penerapan karakteristik kualitatif pokok dan standar akuntansi keuangan yang sesuai biasanya
menghasilkan laporan keuangan yang menggambarkan apa yang pada umumnya dipahami
6
sebagai suatu pandangan yang wajar dari, atau menyajikan dengan wajar, informasi semacam
itu.
2. Karakteristik kualitatif laporan keuangan
Kerangka konseptual karakteristik kualitatif informasi akuntansi ini berhubungan dengan ciri spesifik dari kualitas informasi akuntansi yang harus dipenuhi agar memenuhi tujuan kegunaannya sebagai pertanggungjawaban dan informasi. Secara umum, laporan keuangan akuntansi syariah harus bisa menunjujkan ciri ketakwaan dan keimanan. Ciri tersebut diantaranya: dapat dipahami, tepat waktu, keandalan, penyajian yang jujur, daya banding, dan kelengkapan. Berikut ini akan dibahas masing-masing karakter:
a. Dapat dipahami (understandability), adalah yang dapat membantu atau memberi kesempatan kepada para pemakai informasi untuk memahami maknanya;
b. Tepat waktu (timely), adalah informasi yang siap digunakan oleh pemakainya, sebelum kehilangan makna dan kapasitasnya;
c. Keandalan (reliability), adalah kualitasinformasi yang menjamin bahwa informasinya bebas dari kesalahan dan penyimpangan (error dan bias) serta telah dinilai dan disajikan secara layak sesuai dengan tujuannua;
d. Penyajian yang jujur (representation faithfulness), adalah kesesuaian antara pengukuran akuntansi dengan fenomenanya, yang menentukan bahwa pokok persoalannya harus terwakili untuk menjamin keabsahan dan kebenaran informasinya;
e. Daya banding (comparability), adalah kualitas informasi yang bermanfaat bagi para pemakainya untuk mengindentifikasi informasi yang berbeda atau sejenis di antara dua kesatuan antitas ekonomi;
f. Kelengkapan (completeness) adalah, informasi yang disajikan tyermasuk semua informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan laporan keuangan.
Materi Di atas juga dapat di download pada link di bawah ini :
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Baca Juga Materi Berikut :
- Aspek Akuntansi Pada Perbankan Syariah
- Perbedaan Ekonomi Kapitalis, Islam dan Sosialis
- Riba Dalam Perspektif EKonomi dan Sejarah
- Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
- Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia
- Islam Agama Yang Universal
Demikianlah Artikel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan, [ diktrus akutansi ]
Sekianlah artikel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan, [ diktrus akutansi ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan, [ diktrus akutansi ] dengan alamat link http://diktrus.blogspot.com/2011/05/karakteristik-kualitatif-laporan.html
0 Response to "Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan, [ diktrus akutansi ] "
Posting Komentar