ARTIKEL TEKNIK KENDARAAN RINGAN , [ diktrus-otomotif ]

ARTIKEL TEKNIK KENDARAAN RINGAN , [ diktrus-otomotif ] - Hallo sobat blogger Pendidikan, Posting yang saya unggah pada kali ini dengan judul ARTIKEL TEKNIK KENDARAAN RINGAN , [ diktrus-otomotif ] , Artikel ini bertujuan untuk memudahkan kalian mencari apa yang kalian inginkan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk kalian baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Materi SMK, yang kami tulis ini dapat kalian pahami dengan baik, semoga artikel ini berguna untuk kalian, jika ada kesalahan penulisan yang dilakukan oleh penulis mohon dimaafkan karena penulis masih newbie. baiklah, selamat membaca.

Judul : ARTIKEL TEKNIK KENDARAAN RINGAN , [ diktrus-otomotif ]
link : ARTIKEL TEKNIK KENDARAAN RINGAN , [ diktrus-otomotif ]

Baca juga


ARTIKEL TEKNIK KENDARAAN RINGAN , [ diktrus-otomotif ]

Artikel TEKNIK KENDARAAN RINGAN


1. SISTEM PENGISIAN
   Pengertian Sistem Pengisian
Sistem pengisian mempunyai 3 komponen penting yaitu Aki (ACCU) , Alternator dan Regulator. Alternator berfungsi bersama dengan Aki untuk menghasilkan listrik ketika mesin dihidupkan, hasil yang dihasilkan oleh alternator adalah tegangan AC, yang kemudian dikonversi menjadi tegangan DC.

   Cara Kerja Sistem Pengisian
Ketika mesin berputar dengan kecepatan putaran semakin tinggi, pada generator terbentuk arus listrik bolak balik atau alternating current yang terus meningkat tegangannya seiring putaran mesin, diperlukan regulator untuk membatasi tegangan sesuai yang di perlukan, dengan mengurangi suplay arus listrik ke rotor koil untuk mengurangi gaya medan magnet yang terbentuk. Dengan beban besar, maka alternator akan menghasilkan arus yang besar pula, begitu juga sebaliknya, seperti contoh saat setelah mesin di starter, maka pengisian alternator akan besar, dan mengecil secara otomatis setelah arus aki tercukupi. Bisa juga saat kita menyalakan lampu besar, maka kinerja alternator akan otomatis naik.
      Pada dasarnya alternator memiliki beberapa terminal utama diantara nya terminal F, terminal N, terminal E ada juga yang tidak memakai terminal E karena terminal E sama dengan ground, serta terminal B+ dan Ground. Seiring dengan kebutuhan beban dan fitur kendaraan terminal alternator juga di sesuaikan dengan kebutuhan tersebut.
2. SISTEM KEMUDI
    Pengertian Sistem Kemudi
Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan.
    Jenis-jenis Sistem Kemudi
         tipe recirculating ball
                Cara kerja : Bila roda kemudi diputar, maka gerakan ini diteruskan ke worm shaft/poros cacing, sehingga Nut (mur) kemudi akan bergerak kekiri atau kanan. Sementara nut bergerak, sektor shaft juga akan ikut berputar menggerakkan pitman arm yang diteruskan ke roda depan melalui batang-batang kemudi/steering linkage.
         tipe rak and pinion
    Cara kerja : Bila roda kemudi diputar, maka gerakan diteruskan ke roda gigi pinion. Roda gigi pinion selanjutnya akan menggerakkan roda gigi rack searah mendatar. Gerakan rack ini diteruskan ke steering knuckle melalui tie rod sehingga roda membelok.
3.SISTEM PENGAPIAN
    Fungsi Sistem Pengapian
Funngsi sistem pengapian pada kendaraan adalah  bertujuan untuk menyediakan percikan api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara dan bahan bakar diruang bakar mesin.
    Cara Kerja Sistem Pengapian
         Ketika stop contact pada posisi on dan pemutus arus atau platina (breaker points) tertutup, maka arus listrik akan mengalir dari batray menuju ke koil yang di dalamnya terdapat kumparan primer, kumparan sekunder, dan teras besi lunak, sehingga terjadi medan magnet.
         Ketika arus primer diputus karena bagian platina terbuka oleh gerakan berputar dari nok (cam) maka medan magnet akan hilang dan timbul arus induksi pada kumparan sekunder.
         Poros yang memutar rotor distributor sama dengan poros nok pemutus arus primer sehingga pada saat terjadi pemutusan arus primer maka bersamaan itu pula terjadi hubungan antara rotor distributor dengan salah satu kabel busi sesuai dengan urutan penyalaannya, sehingga menimbulkan loncatan bunga api listrik (spark) pada busi
         Ketika terjadi spark maka pada setiap gap juga akan terjadi spark, termasuk di platina, untuk itu dipasang kondensor guna menyerap arus induksi, sehingga tidak timbul sparkpada platina.
4. MOTOR STATER
    Cara Kerja Motor Stater
         Kabel positif dipasang pada terminal 30 lalu dipasang pada kunci kontak dan kabel negative dipasang pada body stater.
         Apabila starter switchch diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melalui hold in coil ke massa dan dilain pihak pull in coil, field coil dan ke massa melalui armature. Pada saat in hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan arah yang sama, dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua kumparan tersebut . Dari kejadian ini kontak plate (plunger) akan bergerak kearah menutup main switchch, sehingga drive lever bergerak menggeser starter clutch kearah posisi berkaitan dengan ring gear. Untuk lebih jelas lagi aliran arusnya adalah sebagai berikut:
      Baterai?terminal 50?hold in coil?massa
      Baterai?terminal 50?pull in coil?field coil?armature?massa
Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu , relative kecil maka armature berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gear menjadi lembut. Pada kendaraan ini kontak plate belum menutup main switchch.
         Pada saat Pinion Berkaitan Penuh
Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear , kontak plate akan mulai
menutup main switchch, lihat gambar diatas, pada saat ini arus akan mengalir
sebagai berikut:
Baterai?terminal 50?hold in coil?massa
Baterai?main switchch?terminal c?field coil?armature?massa
Seperti pada gambar diatas di terminal C ada arus , maka arus dari pull in coil
tidak dapat mengalir, akibatnya kontak plate ditahan oleh kemagnetan hold in coil
saja. Bersama dengan itu arus yang besar akan mengalir dari baterai ke field
coil?armature?massa melalui main switchch. Akibatnya starter dapat menghasilkan
momen puntar yang besar yang digunakan memutarkan ring gear. Jika mesin
sudah mulai hidup, ring gear akan memutarkan armature melalui pinion.Untuk
menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka kopling sarter akan
membebaskan dan melindungi armature dari putaran yang berlebihan.
Mengetes Pengukuran armature
            Dengan cara menggunakan AVO meter dengan menggunakan satuan ohm.
o   Pertama, kabel negative ditempelkan pada angker (armature) dan kabel positive ditempelkan pada comotator.
o   Kedua, putar kabel positive pada comotator secara bergantian.
o   Ketiga, lalu lihat pada AVO meter, jika terjadi kebocoran pada armature jarum akan bergerak
Pengukuran Diameter Comotater
            Dengan menggunakan jangka sorong.
Diameter standar : 28 mm
Diameter minimum : 27 mm
Pengukuran Gulungan Magnetik Switch
         Periksa Plunyer
Tekan plunyer dan bebaskan kembali. Plunyer harus kembali ke posisi semula dengan cepat. Jika diperlukan, ganti switch magnet.
         Lakukan pengujian sirkuit pada pull-in coil
Menggunakan Ohmmeter, periksa kontinyuitas antara termnal 50 dan terminal C.
Jika tidak ada kontinyuitas, ganti switch magnet.
         Lakukan pengujian sirkuit pada hold-in coil
Menggunakan Ohmmeter, periksa kontinyuitas antara terminal 50 dan bodi switch.
Jika tidak ada kontinyuitas, ganti switch magnet.

 Penjelasan alur kerja motor stater:
            Pada saat kontak di On kan maka Pull-in-coil akan menarik kontak untuk menghubungkan terminal "30" dengan terminal " C" jika arus listrik sampai ke ground. Artinya tidak ada jalur yang terputus antara Pull-in-coil sampai ke ground, tetapi jika arus listrik terputus mungkin disebabkan karbon brush habis " karbon brush terletak sebelum dan sesudah armature", pull-in-coil tidak akan bekerja dan motor stater tidak akan berkerja.
Pada kondisi normal setelah Pull-in-coil menarik kontak sekaligus plunger dan shift lever mendorong pinion untuk menghubungkan putaran motor stater dengan roda gila atau flywheel, secara elektrikal berikut arah aliran arus listriknya.
            Setelah kontak selenoid atau terminal "30" dan terminal "C" terhubung, pull-in-coil tidak bekerja lagi karena tegangan atau voltase antara terminal "50" dengan terminal "C" hampir sama.
           Saat motor stater memutar roda gila, Hold-in-coil memegang peranan utama untuk menahan kontak untuk menghubungkan terminal "30" dan terminal "C" dan menahan gigi pinion yang memutar flywheel atau roda gila, sampai mesin hidup.


Demikianlah Artikel ARTIKEL TEKNIK KENDARAAN RINGAN , [ diktrus-otomotif ]

Sekianlah artikel ARTIKEL TEKNIK KENDARAAN RINGAN , [ diktrus-otomotif ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel ARTIKEL TEKNIK KENDARAAN RINGAN , [ diktrus-otomotif ] dengan alamat link http://diktrus.blogspot.com/2015/10/artikel-teknik-kendaraan-ringan-diktrus.html

0 Response to "ARTIKEL TEKNIK KENDARAAN RINGAN , [ diktrus-otomotif ] "

Posting Komentar